My Everything (Still Merry Me After Story : Jonghun Story Part 1)

#sebelumnya mau ngasi peringatan.

FF ini bs dibilang campur”.. dstu sisi bs jadi afstor,, tp disisi lain juga bisa dibilang side story karena byk flashback di dalamnya..

Selain itu,, Jonghun disini umurnya dibikin cm beda 1 th ma Kyuhyun, dan seting ceritnya bermula saat dia berumur 28 th (tahun 2017)

Jiyoung disini aku minjem dari nama Jiyoung KARA, tp untuk karakter dan lainnya murni ngarang, pokonya yang ada disini semua karangan, ga semua bener hahaha 😛

jd jgan pada bgg ya,,

karena pasti bakal BINGUNG ma FF GAJE satu ini

klo bingung tanya ja nanti.. blh di comment dibawah,, blh jg d twit aq :)#

~mrs.ChoiLee~

DON’T BE SILENT READER!

LEAVE UR COMMENT

And NO PLAGIARISM!!

~mrs.ChoiLee~

*Jonghun POV*

 Aku hanya bisa memandang apa yang tersaji di depanku dengan tatapan sendu. Diluar aku terlihat tengah tersenyum bahagia sambil bertepuk tangan dengan suara sekeras mungkin, tapi di relung hatiku yang paling dalam, rasa sesak yang tak terhingga kini menggelayut dan bersarang tepat di dadaku. Rasanya sakit, sakit sekali.

Namun, aku tak dapat menunjukkan perasaanku ini pada orang lain, karena aku tak ingin merusak suasana bahagia yang tengah tercipta saat ini, terlebih acara ini bukanlah acara pernikahan biasa yang terselenggara di dalam sebuah gereja indah bercat putih dan dihadiri para undangan dari kedua mempelai, melainkan sebuah acara pernikahan agung yang diselenggarakan di dalam sebuah hall besar bernama Stapless center dan tak hanya dihadiri para sanak saudara atau rekan kedua mempelai, tetapi para fans dan pastinya para wartawan yang meliput rangkaian acara sejak sebelum concert dimulai. Walaupun pernikahan ini terkesan mendadak, tetap saja hal ini masih terkesan sacral dan yang pasti sah baik dalam hukum maupun agama.

Aku tak mau mengacaukan segalanya. Aku bukanlah seorang pria pecundang yang tak bisa menerima gadis yang dicintainya telah berbahagia dengan pria yang dicintainya. Aku bukan pria seperti itu!

“Oppa! Wae guraeyo?” Hyerin menyenggol lengan kananku pelan dengan sikunya, membuatku tersentak dari fikiranku yang baru saja melayang entah kemana. Aku menoleh lalu menggeleng pelan sambil menyunggingkan senyum terbaikku.

“Anni, aku hanya terharu,” kilahku sambil tetap menatap lurus kearah ketiga pasang mempelai yang kini masih berdiri di depan altar buatan sambil menatap bahagia kepenjuru hall.

“Ah,” Hyerin tersenyum maklum, “Ne, aku juga ikut terharu.”

Aku tersenyum mendengarnya. ‘Kau salah Hyerin-ah, aku begini bukan karena terharu, tapi karena aku sedih karena harus kembali kehilangan hatiku.’

~mrs.ChoiLee~

Tanpa terasa empat tahun telah berlalu sejak pernikahan akbar sm town. Pernikahan akbar sm town?? Ya, sejak peristiwa pernikahan dadakan ketiga couple sm town –HyunHae, ChaeKyu, BinSung- seusai acara sm town concert tahun lalu, peristiwa itu terkenal sebagai pernikahan akbar sm town.

Dan, tepat pada satu tahun setelah pernikahan akbar tsb, ku dengar Chaehyun, gadis yang dulu sempat mengisi kekosongan hatiku itu menyatakan mundur dari MIINA, grup yang sudah membesarkan namanya. Tak hanya itu, ia juga dikabarkan mundur dari dunia hiburan dan lebih memilih untuk focus menjalani kehidupan barunya sebagai seorang ibu. Ibu? Ya, dia kini tengah mengandung benih cintanya dengan Kyuhyun, suaminya yang juga seniorku di SMA, dan juga dalam dunia hiburan.

 

ToOKK… TOkkk…

 Aku menoleh kearah pintu kamarku dan segera mendapati sosok namja kecil tengah berlari kearahku. Aku tersenyum, lalu segera berjongkok sambil merentangkan kedua tanganku untuk menangkap tubuh mungilnya.

“Aigoo~~ Beratnya!!” godaku sambil menatap kedua mata malaikat kecil ini sambil berpura-pura keberatan. Jongmi, si pemilik tubuh langsung memanyunkan bibirnya kesal.

“Aku sudah kurus ahjussie!!” pekiknya memekakkan telingaku. Aku tertawa kecil, kemudian meletakkannya diatas tempat tidur.

“Aigoo, arreo.. Arreo, kau memang kurusan sekarang Jongmi-ya,” Ucapku pada akhirnya. Jongmi tersenyum puas.

“Lalu? Dengan siapa kau kema-”

“Oppa annyeong!!!” pekik sebuah suara yang sudah dengan pasti sangat ku hapal diluar kepala siapa pemiliknya, sebelum aku melanjutkan pertanyaanku pada Jongmi. Hyerin, si pemilik suara langsung duduk disamping Jongmi tanpa terlebih dahulu ku persilakan masuk.

“Hwa~ perutmu semakin buncit, dongsaeng-ah!” ledekku saat melihat ia sibuk mengelus-elus perutnya yang seperti bola itu. Hyerin mengerucutkan bibirnya sebal.

“Jadi, kapan dongsaeng Jongmi bisa keluar?”

“Pertengahan Maret nanti perkiraannya, jika tak meleset,” jawabnya sambil tersenyum cerah, dan langsung ku balas dengan senyuman andalanku.

“Mana Leeteuk hyung? Kau tidak mungkin kemari sendiri kan?” tanyaku saat tak menemukan sosok berlesung pipi itu disekitar Hyerin.

“Oh, dia ada dibawah sedang bicara dengan Appa. Oh, iya, aku kan kemari untuk memanggilmu makan malam Oppa!”

~mrs.ChoiLee~

Malam ini, entah dalam rangka apa seluruh keluargaku duduk berkumpul dimeja makan menikmati berbagai sajian makanan khas korea yang sengaja dipesan Appa dari restaurant favoritnya. Jarang-jarang aku dapat merasakan hal seperti ini, terlebih sejak Teuk-Rin pindah kerumah mereka sendiri empat tahun yang lalu, sementara Min-Young baru-baru ini juga lebih menempati rumah orang tua Chaeyoung yang sudah satu tahun tak pernah ditempati karena mereka pindah ke Dubai.

Sebuah senyuman seolah enggan pergi dari bibirku saat melihat Jongmi yang sudah bisa mengambil lauk sendiri dengan sumpitnya atau saat melihat si kembar Min dan Young, anak dari MinYong couple yang saling berebut celemek.

Ahh,, iri sekali rasanya melihat kelakuan ketiga ponakanku itu ><, rasanya aku juga ingin cepat-cepat punya anak!!

“Makanya cepatlah menikah!” celetuk Appa saat kami semua tengah sibuk memakan makanan masing-masing, dan sukses membuatku tersedak karenanya.

“Tak usah terkejut seperti itu. Aku bisa membaca fikiranmu dengan jelas,” aku menatapnya tak percaya. Ia tersenyum kecil lalu kembali melanjutkan makannya.

‘Menikah? Tapi dengan siapa??’ tanyaku dalam hati sambil mengedarkan pandanganku pada Appa, Min-Young, dan Teuk-rin bergantian.

~mrs.ChoiLee~

“Hyung~~” sahut seseorang saat aku tengah menatap keluar jendela coffe shop favoritku sambil menyesap caramel latte kesukaanku. Aku menoleh lalu tersenyum ramah saat mendapati dongsaengku, Lee jaejin sudah berdiri dihadapanku sambil menyunggingkan senyum bahagiannya. Tapi tunggu, dia tak sendirian. Dia datang dengan seorang yeoja. Siapa yeoja itu? Sepertinya aku familiar sekali dengan wajahnya?

“Annyeonghassaeyo~” sapanya ramah sambil membungkuk kecil yang langsung kubalas dengan anggukkan.

“Ne, annyeong. Dengan siapa kau?” tanyaku hati-hati sambil melirik gadis manis yang  berdiri disampingnya. Jaejin melirik gadis itu sekilas lalu tersenyum kikuk.

“Oh, ye, hampir lupa. Dia Kang Jiyoung, temanku,” Jiyoung, gadis yang berdiri disamping Jaejin itu mengangguk lalu membungkuk sekilas sambil tersenyum. Aigoo~ melihat senyumannya ini membuatku jadi teringat pada seseorang. Tapi siapa ya??

“Hyung?” panggil Jaejin, membuyarkan lamunanku.

“Ha? Ah, ya, silakan duduk, bergabung saja bersamaku,” Jaejin dan Jiyoung mengangguk dan langsung duduk berhadapan denganku.

Drttt… Drttt..

Ponsel milik Jaejin yang ia letakkan di meja tiba-tiba bergetar hebat, aku meliriknya dan mendapati nama Saera, sahabat lamanya yang sudah tiga tahun belakangan ini ia pacari, terpampang di layar ponselnya. Jaejin yang sedang menyantap pasta miliknya mengunyah habis makanan yang ada di dalam mulutnya itu dengan segera mengangkatnya.

“Yobsaeyo?”

“…”

“Ne? Ah, arraseo. Tunggu aku, sebentar lagi aku sampai.”

“…”

“Ye, arrasseo.. arraseo.. Tenang saja, jagy. Dalam waktu 15 menit aku akan sampai di depan kampusmu.”

“….”

“Ne~ Annyeong~~”

BIPP. Jaejin menutup flip ponselnya sambil memasang senyum sumringah. Aku dan Jiyoung menatapnya penuh rasa ingin tahu, sementara ia malah segera menyantap habis pasta yang tersisa di piringnya lalu bersiap pergi.

“Ya! Ya! Mau kemana kau??” pekik Jiyoung saat Jaejin hendak beranjak pergi sementara ia masih sibuk menyantap makanannya. Jaejin menepuk jidatnya pelan.

“Aishh. Aku sampai lupa. Hyung! Kau sedang tidak sibuk, kan??” Jaejin menatapku lurus. Aku menggeleng pelan sementara mataku menatapnya dengan tatapan bingung.

“Kalau begitu, aku titip Jiyoung noona padamu ya, hyung? Tolong ajak dia jalan-jalan, dia baru saja kembali dari Australia dan sudah lama tidak pulang ke Korea. Tolong ajak dia berkeliling ya, hyung! Annyeong~~~” serunya kemudian berlari pergi, meninggalkan aku dan Jiyoung yang saling bertatapan dengan memasang tampang bingung, masih mencoba mencerna perkataan Jaejin barusan.

~mrs.ChoiLee~

 Sesuai permintaan Jaejin, seharian ini aku mengajak Jiyoung berkeliling kota Seoul. Sepertinya apa yang dikatakan Jaejin bahwa ia sudah lama tidak pulang ke Korea adalah benar, karena buktinya ia bahkan sangat terlihat antusias pada saat aku membawanya ke sungai Han.

Sepanjang hari, aku dan Jiyoung banyak berbicara banyak, bahkan hal-hal yang dirasa tak penting pun kami bicarakan dan anehnya apa pun topic yang kami bicarakan seolah tak pernah terasa membosankan. Aku merasa seolah sudah mengenalnya sejak lama, dan aku juga merasa cocok dengannya. Perasaan apakah ini??

“AWASS!!” aku segera berlari memeluk tubuhnya dan menariknya ke pinggir jalan. Deg. Deg. Deg. Aku seolah merasakan jantungku kini tengah berdetak dengan hebat. Aku melirik Jiyoung yang masih berada dalam dekapanku sambil menunduk. Begitu sadar bahwa aku masih memeluknya, aku langsung melepaskan dekapanku padanya.

“Gwenchana?” tanyaku saat dekapan kami sudah terlepas. Jiyoung melirikku lalu mengangguk kikuk.

“Gomawo,” ucapnya lembut. Aku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal, salah tingkah.

“Er.. Mau ice cream?”

~mrs.ChoiLee~

 1hari.. 2 hari… 1 minggu.. hingga tak terasa 1 bulan sudah seorang gadis bernama Kang Jiyoung hadir dalam kehidupanku. Gadis yang hanya berbeda 1 tahun denganku ini, belakangan selalu mengisi hari-hariku yang terasa kosong. Ia dengan bkeceriaannya selalu membuat hariku lebih berwarna.

Oppa, apa kau sudah makan??

Sebuah senyuman langsung tersungging di wajahku saat membaca pesan yang baru saja Jiyoung kirimkan padaku. Dengan secepat kilat aku segera mengetikkan sms balasan untuknya.

Aigoo~ memangnya sudah jam berapa ini?

 

Aku terkekeh saat memikirkan bagaimana sms balasan gadis itu nanti. Pasti ia akan panic dan dalam waktu beberapa menit gadis itu pasti akan segera muncul dihadapannya sambil membawa makanan untuknya.

 MWO????

AISSHHHH!!! ><

Jangan bilang kau sibuk latihan sampai lupa makan!?

Tunggu aku!

 

BINGO! Aku langsung tertawa puas saat membaca pesam balasan darinya. Benar kana pa yang ku pikirkan tadi?? Benar-benar gadis yang manis!

“5… 4… 3.. 2… 1…”

Dingg.. Donggg…

 

“BINGO!” pekikku senang, sementara member yang lainnya langsung menatapku dengan tatapan aneh. Minhwan yang kebetulan posisinya berada paling dekat dengan pintu apartment segera membuka pintunya.

“Oh, Jiyoung noona? Bawa apa saja? Kenapa banyak sekali bawaannya??” Minhwan langsung memasang tampang bingung saat melihat Jiyoung membawa kantung belanjaan di kedua tangannya. Jiyoung yang diperhatikan seperti itu hanya tersenyum kecil lalu menerobos masuk kedalam dorm tanpa dipersilakan terlebih dahulu.

“Annyeonghassaeyo yeorobeun~” sapanya sambil membungkuk sopan.

“Ne, annyeong~” sahut kami berlima kompak.

“Wha.. Noona ada apa malam-malam kemari?? Kenapa bawaanmu banyak sekali??” seru Jaejin saat melihat sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakaknya dari kecil itu datang ke dormnya dengan membawa kantung berisikan makanan untuk jatah 5 orang. Jiyoung terlihat salah tingkah saat ingin menjawab pertanyaannya, sementara aku hanya tersenyum geli. Jaejin memicingkan kedua matanya dan menatapku tajam.

“Ya! Hyung! Jangan cari-cari perhatian Jiyoung noona seperti ini!!! ><”

~mrs.ChoiLee~

“Sudah sampai, sana masuk ,” ucapku sambil menatap kedua matanya lembut saat mobil yang kubawa sudah sampai dengan selamat di depan rumahnya. Jiyoung menoleh keluar kaca mobil memandang rumah mungilnya sekilas lalu berbalik menatapku sambil tersenyum.

“Gomawo, Oppa sudah mengantarku dengan selamat sampai dirumah,” aku menggeleng pelan sambil tersenyum lembut.

“Gwenchana. Masuklah, sudah malam,” Jiyoung menatapku lama kemudian tersenyum lalu berbalik untuk membuka pintu mobil, namun entah dorongan darimana tiba-tiba saja tanganku menarik tangannya hingga ia berbalik menghadapku dan membuat jarak antara kami sangat dekat. Aku semakin memperkecil jarak diantara kami, dan dapat kulihat ia mulai memejamkan kedua matanya. Aku tersenyum lalu mengecup bibirnya lembut.

“Jaljayo,” ucapku. Jiyoung segera membuka kedua matanya lalu keluar dari dalam mobil dan masuk kedalam rumahnya tanpa berkata apapun.

 ~mrs.ChoiLee~

Sudah satu minggu berlalu setelah peristiwa malam itu berlalu, namun sampai saat ini Jiyoung tak kunjung menampakkan dirinya dihadapanku, bahkan ponselnyapun selalu tak aktif tiap kali ku hubungi. Beberapa kali aku coba menanyakan kabarnya pada Jaejin, namun ia juga tak tahu ada apa dengan Jiyoung.

“Lho?? Memangnya Jonghun Oppa dan Jaejin Oppa tidak tahu??” Saera menatap aku dan Jaejin bergantian dengan tatapan aneh. Aku dan Jaejin saling bertatapan dan berbalik kembali menatapnya dengan tampang bingung.

“Tahu apa maksudmu, jagy?”

“Loh. Minggu kemarin kan Jiyoung eonni sudah berangkat ke Jepang. Katanya ia akan di jodohkan dengan anak sahabat dari orang tuanya,” jelas Saera. Hatiku mencelos. Dijodohkan???

~mrs.ChoiLee~

 Aku menatap pantulan wajah diriku di cermin dengan tatapan kosong. Sebelah tanganku terkepal kuat dan tiba-tiba saja entah mendapatkan arahan darimana kepalan tanganku itu sudah bersarang tepat di atas permukaan kaca berukuran besar, yang terpajang di dalam kamar mandi itu, hingga membuat permukannya retak dan pecah juga membuat tanganku berdarah karena serpihan kaca.

“ARGHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pekikku kencang.

“KENAPA KISAH CINTAKU SELALU BERAKHIR SEPERTI INI!!!!!!!!!!!!!!!!!?????”

TOKKK… TOOKKK…

 “Jonghun-ah!!! CHOI JONGHUN!! Ada apa di dalam??? Cepat buka pintunya!!” terdengar suara Leeteuk hyung dari balik pintu sambil mencoba mndobrak pintunya. Sepertinya ia mendengar suara pecahan kaca dan teriakkan yang ku timbulkan barusan.

“Hyung!!!! Buka pintunya!!!” kali ini suara Minho yang terdengar. Aku mendelik sekilas,namun bukannya membuka pintu aku malah menyalakan keran dan berusaha membersihkan darah yang tak hentinya mengucur keluar dari punggung tanganku. Setelah dirasa sudah tak mengucur lagi, aku baru membuka pintu kamar mandi dalam rumah keluarga besarku itu dan mendapati Minho, Leeteuk dan Chaeyoung serta Hyerin menatapku dengan tatapan cemas.

“Oppa.. Gwenchana??” tanya Hyerin hati-hati saat melihat aku kaluar dari dalam kamar mandi. Aku menoleh dan menatap mereka satu persatu lalu tersenyum pahit kemudian pergi meninggalkan mereka berempat menuju kamarku.

~mrs.ChoiLee~

Aku mengambil sebuah album foto yang warna covernya sudah lumayan pudar akibat dimakan jaman dari dalam rak buku yang adai di samping lemari pakaianku dan perlahan membukanya dengan hati-hati. Aku tersenyum saat memperhatikan satu persatu foto di dalam album buku tahunan SMA ku itu. Mataku langsung tertuju pada sebuah foto yeoja di deretan kelas 2-2. Dan mataku langsung terbelalak saat membaca data diri gadis tsb.

“Dia??”

~mrs.ChoiLee~

 *FLASHBACK to 11 years ago..*

Paran High school, 2006

 “Annyeonghassaeyo, Jo neun Seo Chaehyun imnida,” ucap seorang gadis sambil membungkuk sopan dengan senyuman khas turut serta terpampang jelas menghiasi wajahnya. Aku tersenyum melihatnya. Gadis itu sepertinya adalah murid pindahan karena jika bukan, kenapa saat dipertengahan semester seperti ini ia memperkenalkan dirinya dengan soapan di depan kelas?

BRUGGHH…

 “Arghh..” erangku sedikit tertahan saat tiba-tiba saja ada seseorang menabrak tubuhku dari arah belakang, membuatku mau tak mau mengalihkan pandanganku dari luar jendela menuju ruang kelas bertuliskan 1-3 itu, kearah belakang tubuhku dan mendapatkan seorang wanita bertubuh subur sudah menunduk berkali-kali sambil mengucapkan maaf padaku.

“Ah, josonghamnida,” ucap gadis itu berkali-kali. Aku yang semula ingin protes akibat tindakannya barusan padaku, langsung menggaruk belakang kepalaku, bingung, karena ia masih saja meminta maaf.

“Josonghamnida, sunbaenim~” ucapnya lagi. Kali ini ia berani menatap wajahku, dan seketika ia malah semakin merasa bersalah dan lagi-lagi meminta maaf.

Aku yang tak merasa berbuat apa-apa padanya semakin dibuat bingung. Mataku kemudian tertuju pada beberapa bungkus roti yang berceceran di lantai, sepertinya itu adalah milik gadis ini. Dengan segera aku berlutut untuk mengambil roti-roti itu, kemudian bangkit dan menyerahkan padanya. Gadis itu tersontak, lalu mengambilnya dan segera pergi sambil berlari setelah sebelumnya ‘lagi-lagi’ meminta maaf padaku.

 “Gadis aneh,” gumamku sambil tertawa kecil saat melihat langkah larinya yang sangat pelan akibat beban tubuhnya itu.

‘Tapi, tunggu dulu.. sorot mata itu..’ aku segera terpaku saat ia menoleh dan mata kami tanpa sengaja bertemu.

‘Sepertinya aku mengenal sorot mata itu..’

 ~mrs.ChoiLee~

 “Sebaikya kita putus saja,” ucap seorang pria dengn tenang sambil menyunggingkan senyum manisnya dan dengan segera mendapatkan sebuah tamparan hangat di pipinya yang putih. Ia tersenyum sambil memegang pipinya yang terasa perih sementara gadis yang baru saja ia putusi itu masih menatapnya marah kemudian pergi menghilang.

“Ya! Dasar kau cassanova! Noona killer!!” seruku sambil geleng-geleng kepala tak jelas saat sudah berdiri di samping sahabatku itu. Ia melirikku sekilas lalu tersenyum kecut.

“Ya, bukan salahku. Karena pada kenyataannya, memang aku tidak terlalu menyukainya, jadi untuk apa dipertahankan?” jawabnya tak terima dan sontak membuatku berdecak tak percaya dengan kelakuannya ini.

“Dasar, kapan kau bisa berhenti memainkan perasaan wanita, huh?” ledekku yang langsung dibalas tatapan tajam Gikwang.

“Yak! Lebih baik aku, setidaknya seumur hidup aku tak pernah merasa kesepian karena tak ada wanita, dari pada seperti dirimu yang sampai kini masih saja menanti cinta pertamamu yang tak kunjung datang itu,” sindirnya yang sukses membuat moodku mendadak berubah 180 derajat.

“Sudahlah, aku mau pulang.”

Aku melangkah pergi meninggalkan Gikwang yang masih berdiri ditempatnya semula, menuju lorong untuk mengambil tas yang kusimpan dalam loker.

“Eh?” dahiku berkenyit heran saat mendapati sebuah kue tart ukuran kecil tersimpan rapih di dalam lokerku, tepat menindih ransel hitam kesayanganku. Ku keluarkan kue tart itu dari dalam loker dan membuka sebuah memo yang terselip diatasnya.

7maret..

Huwaaa… SAENGIL CHUKKAE URI JONGSHIN!!

>< 

 

-ur secret admirer-

 

“He??” aku mengerutkan keningku bingung. 7 maret?? Berarti ini hari ulang tahunku?? Ya tuhan kenapa aku sampai lupa? Bahkan belum ada satupun dari teman ataupun keluargaku mengucapkannya. Siapa orang yang melakukan ini semua?

Kepalaku celingukkan ke kiri-kanan untuk mencari tahu siapa kira-kira orang yang melakukan ini semua. Namun hasilnya nihil. Sepenjuru lorong yang ku telusuri lewat pandanganku semuanya sudah kosong, tak satupun orang yang tersisa. Aku kembali mengarahkan pandanganku pada kue tart yang ada di tanganku lalu tersenyum.

“Siapa yang membawamu ke lokerku, huh?”

~mrs.ChoiLee~

 “SURPRISE!!!!!!!” pekik semua orang saat aku membuka pintu rumahku seraya membunyikan konverti dari tangan mereka masing-masing. Aku tersenyum senang saat menyadari bahwa mereka sama sekali tak melupakan ulang tahunku. Hyerin yang  semula akan berlari dan memelukku langsung menghentikan langkahnya saat melihat kue tart yang ada di tanganku.

“He? Oppa beli kue?” tanyanya sambil menunjuk kue yang berada ditanganku dengan telunjuknya.

“Anni, ini dari temanku,” Aku menggeleng kecil sambil tersenyum. Ia mengangguk-angguk paham lalu segera mengambil alih kue tart dalam genggamanku ini untuk dibawanya keruang tengah, sementara eomma dan Appa saling memelukku bergantian.

“Saengil chukkae,” bisik eomma dan Appa saat memelukku hangat. Aku mengangguk kecil.

“Ne, gomawo,” jawabku, tulus. Minho yang sedari tadi berdiri disebelahku langsung menarik lenganku dan membawaku ke ruang tengah.

“Nanti saja peluk-pelukkannya, yang penting makan!!” seru Minho semangat 45 yang langsung dibalas jitakkan eomma.

“Yak! Choi Minho! Makan saja fikiranmu! Tiup lilin dulu!”

Begitulah, kami sekeluarga akhirnya merayakan hari kelahiranku ini secara kecil-kecilan. Aku merasa sangat beruntung dapat dilahirkan ditengah-tengah keluargaku ini dan sangat bersyukur dengan keadaanku yang sekarang ini. Mempunyai kedua orang tua lengkap yang harmonis, memiliki sepasang adik yang meskipun jahil dan lebih banyak pertengkaran kecil diantaranya tapi selalu dapat meramaikan suasana. Sekolahku berjalan dengan aman dan damai, dan terlebih lagi beberapa bulan yang lalu aku pun diterima sebagai salah satu TRAINEE dalam sebuah agency. Ah, aku sangat bersyukur pada hidupku ini J.

“Ayo, make a wish dulu, Oppa!” seru Hyerin, adik bungsuku yang saat ini masih duduk di kelas 2 smp, membuyarkan lamunanku. aku menoleh kearahnya, ia mengedikkan kepalanya kearah meja yang ada di hadapanku. Disana aku melihat 2 buah kue tart lengkap dengan lilin yang menyala tersaji diatas meja, yang satu adalah kue yang tadi kubawa sementara yang satu lagi sepertinya adalah kue yang mereka belikan untukku.

“Ayo, make a wish dulu,” kali ini eomma yang memberi aba-aba. Aku mengangguk mengiyakan.

Kudekatkan wajahku sambil menutup mata.

‘Pertama, kuharap kami sekeluarga dapat terus bersama dan hidup dalam keluarga yang bahagia, dan kedua, aku ingin segera bertemu ‘dengannya’,’ ucapku dalam hati sebelum akhirnya meniup lilin-lilin yang ada diatas kue-kue tart tsb secara bergantian sampai semua lilinnya padam.

~mrs.ChoiLee~

“Hy,” sapaku pada seorang yeoja bertubuh subur –yang seingatku adalah yeoja yang tak sengaja menabrak tubuhku beberapa hari yang lalu di lorong- saat melihatnya sedang duduk sendirian di salah satu meja yang ada di kantin sambil menyunggingkan senyuman terbaikku. Ia menoleh dan terlihat terkejut saat melihatku.

“Boleh duduk disini? Bangku yang lain sudah penuh, boleh?” tanyaku. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin yang memang sedang penuh sesak siang itu kemudian mengangguk mengiyakan.

“Gomawo,” ucapku sambil menaruh nampan berisikan menu makan siangku di meja dan duduk dibangku yang bersebrangan dengannya. Sepanjang makan siang, ku lihat ia terus saja makan sambil menunduk tanpa sekalipun berani menatap wajahku. Tapi aku tak mau ambil pusing dan segera pergi ke toilet setelah makan siangku sudah sepenuhnya habis.

Saat aku baru keluar dari toilet, aku melihatnya menarik nafas berkali-kali dari jauh. Tak mau mengganggu aktifitasnya, aku memutuskan untuk kembali ke kelas karena aku tak ingin terlambat saat pelajaran music ibu Kwon nanti.

“Apa ini??” gumamku saat tanpa sengaja mengijak dan  kemudian mengambil sebuah kertas kecil di lorong saat menuju ruang music.

“Grons bakery.. Kue tart!??” mataku langsung membelalak saat membaca kertas berupa struk pembelian kue tart saat ia melintas di lorong atau lebih tepatnya di depan sebuah loker.

“Seo Chaehyun??” gumamku saat membaca nama yang tertera di depan loker yang kupikir adalah pemilik dari struk pembelian ini. “Dia kah secret admirerku itu??”

~mrs.ChoiLee~

“Jonghun-ah, itu dia gadis yang bernama Seo Chaehyun!” bisik Gikwang saat kami berdua melintasi kebun belakang sekolah sambil menunjuk seorang gadis berambut pendek yang tengah berjalan terburu-buru kearah gudang.

“Bukankah itu anak baru di kelas 1 itu?” Gikwang melirikku sekilas lalu mengangguk mantap.

“Lalu, untuk apa dia berlari ke gudang??” ia mengangkat kedua bahunya pelan.

“Molla, mungkin dia ada pelajaran olah raga? Ayolah, cepat ke kelas nanti kita terlambat!” Gikwang mendorong tubuhku agar mengikuti langkahnya, namun entah kenapa aku malah langsung berlari mengejar gadis itu.

Dari kejauham aku melihat gadis itu berjalan menuju gudang belakang sekolah, dan aku terus mengikutinya dari belakang sambil terus menjaga jarak. Tak jauh di depannya, terlihat beberapa orang wanita tengah berkumpul mengerumuni sesuatu yang entah apa itu.

*AUTHOR POV*

“YA!! BERANI SEKALI KAU BOCAH GENDUT CARI MASALAH DENGANKU!!!” bentak seorang yeoja sambil mendorong tubuh seorang gadis bertubuh subur dan memojokkanya ke tembok.

“Mm… maksud kalian apa?” tanya gadis itu tak mengerti. Salah satu dari gerombolan gadis yang melabraknya berdecak keras dan langsung maju kehadapannya sambil meregangkan otot-ototnya hingga menimbulkan bunyi regangan tulang yang cukup keras.

“YA!! JANGAN PURA-PURA BODOH!! KAU KEMARIN SENGAJAKAN DEKAT-DEKAT DENGAN JONGHUN OPPA KAMI!!??? KAU MAU CARI MATI, HUH!!??” ia bersiap melayangkan tamparannya pada gadis lemah yang ada dihadapannya, namun tangannya langsung ditahan oleh seseorang yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya dan mengahalanginya dengan gadis yang ingin ia hajar tadi.

“Siapa kau, huh?? Mau ku hajar juga?” ucapnya dengan emosi yang tertahan. Chaehyun berdecak dan ganti memandang mereka dengan pandanagan meremehkan.

“Kau berani menghajarku? Dasar tak punya otak! Sembarangan saja menghajar orang yang jelas-jelas tak tahu apa-apa!” ketiga gadis pelabrak itu memandangnya penuh emosi dan bersiap menghajarnya namun secara tiba-tiba Jonghun datang kehadaoan mereka dan segera membuat mereka bertiga berlari entah kemana.

“Jiyoung-ah, neo gwenchana???” tanya Chaehyun pada gadis bertubuh gemuk itu sambil membolak-balik tubuh Jiyoung untuk memeriksa keadaannya, panic. Jiyoung menggeleng pelan.

“Gomawo, sunbae,” ucap Chaehyun dan Jiyoung bersamaan, saat menyadari Jonghun masih berdiri memperhatikan kelakuan mereka. Jonghun menatap mereka berdua bergantian dengan tatapan iba.

“Mian, karena ak-”

“Chaehyun!!” pekik sebuah suara. Chaehyun yang semula tengah memperhatikan ucapan Jonghun langsung mendongak ke sebuah suara dan langsung pamit pergi saat melihat sosok yang memanggilnya barusan.

“Mian, sunbae. Bisa kah kau menolongku untuk mengantarkan temanku ini agar selamat sampai dirumah?? Gomawo!” ucapnya lalu berlari oergi meninggalakan Jonghun bersama Jiyoung si gadis gemuk yang beberapa hari yang lalu tak sengaja menabraknya di lorong.

“Mian, karena sepertinya semua ini karena aku,” ucapnya sambil menatap Jiyoung dengan tatapan khawatir. Jiyoung menatap Jonghun sekilas kemudian menggeleng.

“Anni, semua ini bukan salah sunbae. Mereka hanya salah paham saja.”

“Begitukah??” Jiyoung mengangguk pasti. “Baiklah, kalau begitu ayo kuantar kau ke kelas, dan nanti sepulang sekolah aku akan mengantarmu pulang,” ucap Jonghun sambil tersenyum manis.

~TBC~

Seperti biasa… buat yang comment disayang author,, klo ga comment disayang pulsa (?)

GA LAH! WAJIB COMMENT YA!! Capek” ni bikinnya 😛

Buat yang ga bsa comment lwat WP silakan di mention aja -> @yoendaELF pasti dibales hoho

 

20 respons untuk ‘My Everything (Still Merry Me After Story : Jonghun Story Part 1)

  1. hmmm..jgn2 yeoja yg kasii kue ntuu jiyoung ya a.k.a secret admirer.x jonghun..

    trus..jiyoung mo d.jodohkan ya..huhu

Tinggalkan Balasan ke yOOn ~mRs. cHOiLee~ Batalkan balasan