HIGH SCHOOL PARADISE -Eps 5

~HIGH SCHOOL PARADISE~

Akibat dari permainan truth or dare yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu, semua rahasia yang selama ini mereka pendam dalam-dalam pun akhirnya terkuak sudah hingga keakar. Contohnya saja, Ahra yang mati-matian menolak ramuan jus antah berantah yang sengaja diracik Hyejin dengan perpaduan mengkudu, seledri, daun pakis, lidah buaya hingga merica yang kemudian diberi wipe cream berhiaskan taburan butiran biji ketumbar diatasnya, lebih memilih untuk mengatakan hal yang paling ditutupinya selama ini, yakni ia mengakui bahwa ia sebenarnya ia bukan magnae dikeluarganya melainkan seharusnya ia masih memiliki 2 orang adik kecil lainnya yang sebelum  sepasang kembar itu menghirup udara bebas keduanya telah berpulang ke sisi tuhan. Mendengar hal ini jelas saja membuat kedua temannya yang lain memeluknya dengan perasaan iba.

Namun, rupanya hal ini tak membuat Ahra puas dan langsung saja menunjuk Hyejin si tuan rumah, menantangnya langsung untuk melakukan truth or dare. Hyejin yang tahu pasti Ahra akan menantangnya meminum racikan minuman antah berantahnya itu, segera saja memilih truth, hal yang sama dengan yang sebelumnya dipilih Ahra.

“Langsung saja tak usah basa-basi. Kau sedang jatuh cinta, ya?” tembak Ahra langsung. Ini memang sudah sifat Ahra, ia sangat tak suka berbasa-basi dan langsung saja ke inti. Belakangan ia memang memperhatikan suatu keanehan pada diri Hyejin. Entahlah.. tapi yang pasti ia merasa temannya yang cantik namun sangat cuek terhadap penampilannya itu auranya seperti orang yang err..sedang jatuh cinta?

Pertanyaan.. atau lebih tepatnya pernyataan dari Ahra ini kontan saja membuat Hyejin terkejut setengah mati. Jantungnya mendadak berdegub cepat dan tak kuasa menatap kedua sahabatnya yang kini memandangnya dengan tatapan penuh arti itu dengan salah tingkah.

“Nugu? Siapa pria beruntung yang berhasil menaklukkan hati dingin seorang Seo Hyejin itu, eung?” sosor Hyunjae langsung dengan wajah berbinar. Ia terlihat sangat antusias mendengarnya. Wajar saja, diantara keduanya, ia dan Ahra, bisa dibilang Hyunjae memang lebih lama kenal dengan Hyejin dan selama ini tak pernah sekalipun telinganya menangkap ucapan atau ungkapan bahwa seorang Seo Hyejin menyukai seorang pria.

Terus-menerus dipojokkan dan di berondong pertanyaan seperti itu terlebih dengan mimik dan kepala tanduk yang dilayangkan kedua sahabatnya itu mau tak mau akhirnya membuat Hyejin buka suara. Mulai dari acara makan malam sampai pada akhirnya ia menyadari inisial yang terbordir halus pada salah satu bagian sapu tangan yang diyakini Hyejin adalah keluaran salah satu merek ternama itu.

“Coba kulihat!” Ahra merebut paksa sapu tangan putih dengan corak garis-garis kecoklatan yang ditunjukkan Hyejin pada mereka saat ia mulai bercerita tentang asal-usul benda tersebut, lalu menyerahkan pada Hyunjae yang juga terlihat penasaran, setelah puas ia memperhatikan bentuknya dengan seksama.

“Bukankah ini sapu tangan Romeo?” ujarnya tiba-tiba, membuat kedua temannya yang sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengenai sosok pemilik sapu tangan itu menoleh kearahnya dengan dahi berkerut.

“Dari mana kau tahu itu meilik Romeo?” Ahra memandang temannya yang sibuk memperhatikan sapu tangan itu sekali lagi dengan penuh selidik.

“Aku pernah dipinjami Donghae sapu tangan yang sangat mirip dengan ini beberapa waktu lalu saat aku sedang flu. Dan saat aku ingin mengembalikan padanya, ia bilang tak usah dikembalikan karena itu sapu tangan pemberian dari sekolah mereka yang biasanya diberikan pada saat pergantian tahun ajaran baru. Dan ia juga mengatakan bahwa ia masih punya dua sapu tangan yang sama seperti ini, dengan motif dan warna yang sama. Jadi kupikir pemilik sapu tangan ini pastilah murid Romeo,” jelas Hyunjae panjang lebar layaknya seorang dektektif yang baru saja menyimpulkan hasil penyelidikannya akan suatu kasus karena bahasa dan intonasi serta mimik yang ditunjukkannya barusan terlihat benar-benar layaknya seorang detektif. Serius, lugas, dan sangat meyakinkan. Membuat kedua temannya itu menatapnya dengan tampang bodoh, kemudian bertepuk tangan atas hasil analisisnya, membuat ia menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tak gatal dengan pandangan tak mengerti.

‘Memangnya apa yang telah kulakukan?’  pikirnya dalam hati.

Dan kini apa yang terjadi? Begitu jam sekolah resmi berakhir, ketiganya buru-buru berlari dan kemudian berdiri tepat di depan pintu keluar SMA Romeo. Anni.. bukan bertiga seharusnya, melainkan berdua karena sejak awal Ahra mengungkapkan idenya untuk menyatroni langsung SMA Romeo, Hyunjae dengan sepenuh hati dan jiwanya menolak  mentah-mentah dan berusaha melarikan diri kalau saja Ahra dan Hyejin yang jelas-jelas tenaganya lebih besar darinya itu memaksanya dan menarik nya hingga akhirnya ketiganya kini berdiri dengan penuh percaya diri di depan pintu keluar Romeo, tak mempedulikan beberapa pasang mata yang memperhatikan ketiganya.. anni.. keduanya, karena Hyunjae sudah sibuk menutupi wajahnya dengan sebelah tangan, takut-takut sosok yang amat dihindarinya tahu-tahu melihatnya.

Dan benar saja dugaannya.. begitu ia berniat membalikkan badan dan kemudian kabur dari sana tahu-tahu sebuah tangan  sudah menepuk pundaknya dari belakang. Dan saat ia membalikkan tubuhnya. Apa yang terjadi? Tubuhnya terasa membeku.

“Kim Hyunjae, sudah lama tak bertemu,” ucap seorang namja tinggi nan rupanya dengan sebuah siluet senyuman manis yang terpajang diwajah tampannya, membuat siapapun gadis yang melihat wajahnya ini pasti akan bertekuk lutut padanya. Termasuk Kim Hyunjae.

‘Shit!’ rutuk Hyunjae dalam hati, namun berbeda dengan yang ditunjukkan oleh wajahnya. Ia justru tampak seperti.. terpesona?

Pria itu tersenyum geli, lalu mengajak-acak rambut gadis itu gemas. Membuat si gadis mematung atas perlakukannya barusan.

Tanpa mereka sadari, Ahra dan Hyejin yang awalnya merasa kehilangan sososk Hyunjae disamping mereka, saling melemparkan pandangan satu sama lain. Dan apa yang mereka lakukan selanjutnya? Keduanya terperangah hebat. bagaimana tidak?? Saat ini keduanya melihat sosok Kim Hyunjae, salah satu sahabat mereka yang paling kekanakan dan dinilai paling tak punya banyak teman pria –kecuali donghae.. donghae.. dan donghae- kini malah berbicara mesra dengan seorang pria paling tampan  di Romeo.  Dan lagi.. bukan Hyunjae yang bertingkah sok manja, melainkan pria itu yang memperlakukan gadis dihadapannya  denga sangat manis. Membuat keduanya sesekali terlihat iri.

Tak hanya Ahra dan Hyejin saja yang kini tengah menatap kearah keduanya, tetapi murid-murid lain termasuk Julliet yang tak sengaja melintas juga memperhatikan keduanya dengan kesan beragam, mulai dari aneh hingga mengutuk sosok Hyunjae yang dianggap telah mengganggu pria pujaan Romeo-Julliet itu.

Donghae yang baru saja keluar dari dalam Romeo dan tak sengaja mendapati sosok kedua orang yang amat dikenalnya selama ini pun tanpa sadar menghentikan langkahnya dan terus memandangi keduanya dalam diam ditempatnya. Seulas senyuman lantas menghiasi wajahnya yang tampak sayu itu. Ia menghela napasnya berat kemudian menghampiri keduanya.

Choi Siwon. Pria tampan dengan tubuh tegap nan tinggi menjulang itu masih saja melayangkan senyuman lebarnya yang sama sekali tak terkesan melecehkan itu pada sesosok gadis yang sejak tadi sama sekali tak menjawab atau berbicara sepatah katapun padanya. Bibir gadis itu masih setia tertutup rapat, seolah enggan untuk sekedar mengulaskan sebuah senyuman samar pada pria yang masih setia menunggu responnya itu.

Hyunjae. Dalam pikirannya, ia sibuk menimbang-nimbang respon apa yang harus ditunjukkannya pada pria menyebalkan dihadapannya ini. Seperuh hatinya mengatakan bahwa ia harus segera kabur dari sana jika tak mau dipermalukan sekali lagi olehnya, namun separuh hatinya memintanya untuk diam dan merespon pria dihadapannya itu dengan sangat ramah. Biar bagaimanapun juga ini adalah pertemuan keduanya secara langsung setelah setidaknya nyaris 6tahun berlalu –tentu saja pertemuan tak sengaja yang dialami Hyunjae di Romeo seminggu yang lalu tak masuk hitungan dalam kategori pertemuan langsung.

“Hey, kenapa Hyunjae diam saja? Apa mungkin pria menyebalkan yang telah mempermalukan Hyunjae secara terang-terangan, yang gadis itu ceritakan pada truth or dare kemarin malam adalah Choi Siwon?” Ahra buka suara. Dikepalanya sudah berkecamuk berbagai macam pertanyaan. Ini adalah suatu keanehan baginya, karena tidak mungkin seorang Kim Hyunjae akan mengabaikan sesosok pria tampan yang menghampirinya duluan, terlebih dalam hal ini adalah Choi Siwon, si pria pujaan Julliet, tak mungkin kesempatan ini gadis itu sia-siakan mengingat gadis itu memang sudah sangat lama melajang, lain halnya jika pria di depan gadis itu memang pria dari masa lalunya yang telah ia kenal lama.

Hyejin yang ditanya hanya bisa menggeleng. Ia sendiri juga tak yakin. Tak lama setelah itu mereka melihat sosok pria lainnya yang sudah amat mereka kenal tahu-tahu sudah berdiri diantara sepasang Romeo-Juliet itu. Membuat keduanya merasa sangat tertarik dan seketika melupakan misi awal kedatangan mereka kesana dan malah memilih untuk lebih mendekat kearah ketiganya. Diantara Hyunjae, Siwon, dan Donghae.

“Sepertinya hal ini akan menarik,” gumam Ahra yang diamini Hyejin. Jelas saja menarik. Jarang-jarang mereka melihat sosok Kim Hyunjae terlihat dalam keadaan seperti ini –diapit oleh kedua pria tampan- yang satu pria pujaan sejuta umat Julliet, dan yang satunya pria yang semua gadis pikir adalah kekasihnya, termasuk Ahra dan Hyejin. Dengan segera mereka segera memasang telinga, namun tetap menjaga jarak agar tak terlalu kentara bahwa keduanya tengah menguping saat ini.

“Hyunjae-ya, Siwon-ah, akhirnya kalian bertemu juga. Hahaha,” Donghae terkekeh, membuat Hyunjae yang sejak tadi seolah tak mampu berbuat apa-apa itu langsung menoleh dan melayangkan tatapan tajamnya pada pria yang selama ini selalu menganggapnya sebagai sahabat wanita terbaiknya itu. Kentara sekali kalau Hyunjae sama sekali tak menyukai pertemuannya dengan Siwon. Lain halnya dengan pria yang sejak tadi diabaikannya itu, ia justru teramat senang bertemu kembali dengannya. Jujur saja sudah lama ia menantikan saat ini, meski sebenarnya ia juga sudah lama memperhatikan sosok Hyunjae dalam diam.

———-

Hyunjae hanya bisa mengerang sebal begitu dirinya kini sudah berada di bangku penumpang sebuah sedan mewah berwarna merah keluaran mereka ternama eropa. Di depannya sudah duduk tenang dua orang pria yang amat dikenalnya duduk masing-masing dibelakang kemudian dan dibangku penumpang bagian depan.

Tadi tiba-tiba saja entah sejak kapan tahu-tahu Siwon, sudah kembali muncul dihadapannya setelah sempat menghilang –yang Hyunjae kira telah enyah entah kemana dan membuat pacuan jantungnya kembali normal- entah kemana, dan dengan bantuan Donghae, seperti sebuah aksi penculikan gadis itu langsung dimasukkan kebangku belakang sedan dua pintu miliknya dan langsung saja kedua pria itu segera menyusul masuk dan pergi meninggalkan kawasan Romeo-Julliet dengan meninggalkan berbagai pertanyaan dibenak puluhan  siswa-siswi lain yang memperhatikan mereka. Termasuk Ahra dan Hyejin yang bertiak-teriak heboh meneriaki nama sahabatnya yang baru saja diculik itu.

“Kalian ini mau membawaku kemana sebenarnya, huh!?” ketus Hyunjae, sebal, seraya membenahi kunciran rambutnya yang rusak saat dirinya dipaksa masuk kedalam mobil.

Belum juga pertanyaan Hyunjae dijawab, tiba-tiba saja Siwon membanting stir mobilnya ke kiri, tepat dibahu jalan.  Ia lantas membuka pintu kemudi, keluar memutar lantas membuka pintu samping yang ditempati Donghae.

“Tolong kau gantikan aku. Aku ada sedikit urusan dengannya,” ucapnya samar-samar yang bisa ditangkap telinga gadis itu karena suara klakson dari mobil lainnya yang berada disekitar, lalu membuka dan sedikit melipat bangku dihadapan Hyunjae saat ini sebelum akhirnya ia ikut duduk disebelah sosok gadis yang kini melotot tajam kearahnya.

“Mau apa kau!?” ketusnya sekali lagi bagitu Siwon yang jelas bertubuh lebih besar dari dirinya sudah duduk dengan santainya disisi kosong samping dirinya, membuat posisi duduk dirinya terasa sedikit tak nyaman karena kesempitan. Donghae yang kini sudah mengambil alih kemudi hanya bisa diam dan sesekali melirik keduanya dari balik kaca spion.

Siwon diam. Sama sekali tak merespon. Ia kini malah melipat kedua tangannya di depan dadanya yang masih rapih dalam balutan blazer Romeo dan memejamkan kedua matanya, seolah tertidur. Membuat Hyunjae sebal setengah mati padanya.

“Hya! Lee Donghae, cepat tepikan mobilnya aku mau keluar!” teriaknya tepat ditelinga Donghae yang duduk tepat di depan tempat duduknya saat ini, membuat si pria yang sempat dikira berkencan dengannya itu merasa penging yang tak terkira di telinganya dan langsung menutupinya dengan sebelah tangan agar tak diberi serangan yang sama oleh gadis itu.

“Ya! Aish! Kau jika kesal pada Siwon langsung saja berteriak padanya! Jangan pada telingaku yang malang ini!!” Donghae mengaduh sebal seraya menggosok-gosokkan tangan kirinya pada sisi telinganya yang masih terasa penging.

Hyunjae menggembungkan wajahnya sebal. “Hya! Kau kan temanku. Tolonglah aku.. aku tak mau dekat-dekat dengan pria sombong ini..” kali ini dengan suara memelas. Berbeda dengan sebelumnya yang tinggi melengking.

Donghae mendesah. Ia sendiri ingin sekali menghentikan mobilnya. Namun, ia teringat perkataan Siwon sebelumnya yang pernah mengatakan, atau malah lebih tepat dikatakan memohon  padanya agar membantu dirinya untuk dipertemukan dan meminta maaf pada sahabat wanitanya itu. Ini membuatnya jadi serba salah. Disatu sisi ia kasihan pada Hyunjae yang tampak tak tenang jika berhadapan dengan Siwon, namun disisi lain ia juga sangat ingiin kedua sahabatnya itu berbaikan dan berteman seperti dulu.

~mrs.ChoiLee~

“Coba, hubungi ponselnya sekali lagi..” desak Ahra pada Hyejin yang juga tampak resah mendengarkan respon yang diberikan dari seberang ponselnya. Sekali lagi ia melepaskan ponsel candy bar kesayangannya itu dari telinganya sambil menggeleng lemah.

“Tak aktif,” ucapnya. Namun sedetik kemudian ia mengutuk dan memukul keningnya sendiri, geram. Ia baru ingat, tadi pagi Hyunjae mengatakan bahwa ponselnya lowbatt. Dan apa yang matanya kini tangkap? Tas ransel milik sahabatnya itu bahkan sejak aksi penarikan paksa Hyunjae oleh mereka ke depan pelataran Romeo berada dalam gendongan sebelah pundak Ahra.

“Semoga saja ia diberikan perlindungan. Amin.” Doa keduanya bersama-sama sebelum akhirnya memutuskan  untuk menunggu kedatangan sahabatnya itu di dalam kamar asramanya.

~mrs.Choilee~

“APA!!??? DIA MENYATAKAN CINTANYA PADAMU!!?? ” pekik kedua sahabat itu shock begitu Hyunjae yang baru kembali ke kamarnya setelah pukul 8 malam selesai membersihkan diri dan mengganti seragamnya dengan piyama. Untung saja malam itu Victoria tak ada lantaran dirinya tengah menginap di rumah sahabatnya, Gyuri, jika tidak, sudah pastikan ia akan membekap kedua sahabatnya itu dengan lakban agar tak berisik.

“Serius?” Ahra memastikan. Hyunjae memandangi keduanya berbantian, menarik napas pendek lalu mengangguk lemah. Membuat keduanya saling melemparkan tatapan tak percaya.

“Lalu kau jawab apa? Memang tadi dia membawamu kemana?”

Hyunjae mendesah. Ditariknya bantal besar berbentuk kepala Hello Kitty yang ada diatas tepat tidur lalu merebahkan kepalanya diatas sana sebelum akhirnya kembali menghela napasnya, dan menceritakan semuanya. Keduanya, Ahra dan Hyejin yang semula hanya berniat menunggu kedatangannya kini sudah berganti pakaian dengan piyama yang dipinjami Hyunjae dan ikut-ikutan tiduran disisi kanan dan kiri Hyunjae, mendengarkan ceritanya dengan seksama.

*Flashback*

“Turunlah,” ucap Siwon lembut ketika kedua mata Hyunjae yang entah sejak kapan terpejam kembali terbuka dengan sempurna. Dilihatnya kedua pintu mobil disisi depan sudah terbuka. Mesin dalam keadaan mati. Sebelah tangan Siwon masih setia mengulur kearahnya, menunggu untuk direspon.

Tak seperti sebelumnya yang selalu diacuhkan, kini gadis itu malah menurut saja dan menangkap uluran tangannya untuk membantu dirinya keluar dari dalam mobil. Siwon tersenyum senang karena akhirnya niat baiknya direspon juga oleh gadis itu. Lain halnya dengan Hyunjae, gadis itu sibuk mendumel dalam hati, mengutuki dirinya yang mau-mau saja merespon ajakan Siwon.

Begitu keluar dari dalam mobil. Dirasakannya hembusan angin menggelitik tubuh dan lehernya yang terkspos akibat rambut yang ia ikat tinggi. Desiran ombak seolah berbisik ditelinganya, membuat dirinya segera menoleh, menatap hamparan lautan lepas yang tersaji di hadapan mereka.

“Pantai?” tanyanya tak mengerti. Untuk apa pria itu mengajaknya jauh-jauh ke pantai?

Pria itu mengangguk pelan lalu menuntunnya melewati butiran-butiran pasir putih yang terhampar luas untuk kemudian mengajaknya duduk diatas tebangan pohon kelapa tua yang berada tak jauh dihadapan mereka.

Hyunjae, menebarkan pandangannya kesekeliling. Mencoba mencari sosok lainnya yang mendadak menghilang dari pandangannya, sampai akhirnya pandangannya terhenti di satu titik. Tepat di sebuah kedai kecil yang tak jauh dari tempat mereka saat ini berada, ia melihat Donghae tengah berbicara serius pada sesosok gadis cantik yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Siwon yang menyadari arah pandangan Hyunjae menghela napasnya pendek.

“Tenang saja, Donghae mendadak ada urusan sebentar. Dan kemungkinan kita akan kembali ke Seoul berdua saja,” ucapnya santai, membuat Hyunjae meliriknya dengan tatapan tak mengerti.

“Biarkan saja Donghae berdua dengan kekasihnya,” ucap Siwon pada akhirnya, membuat Hyunjae mengangguk maklum, meski dalam hatinya ia ragu akan kebenaran ucapan Siwon barusan. Benarkah gadis itu kekasih Donghae? Tapi kenapa pria itu sama sekali tak pernah mengatakan padanya??

“Ehmm..” pria itu berdehem pelan, mencoba menarik perhatian gadis disebelahnya agar terfokus pada dirinya. Dan berhasil, Hyunjae tampaknya sudah tak memperhatikan sahabatnya lagi dan memilih untuk meladeni Siwon meski dengan tampang masih sedikit senewen lantaran sebelumnya ia ditarik paksa kedalam mobil tanpa diberikan penjelasan sedikitpun.

Mianhae..”  kalimat itu akhirnya terlontar dari bibir merah seorang Choi Siwon, membuat Hyunjae mengerutkan kening.

“Untuk apa?” ucapnya ta peduli. Pandangannya kini lebih tertarik pada deburan ombak dan riak-riak air yang menghembur di bibir pantai.

“Mianhae atas perlakuanku 6 tahun yang lalu, pada saat kau mengungkapkan perasaanmu padaku di saat perpisahan sekolah dan aku malah melemparkan sebuah piring kertas berisikan tart penuh wipe cream ke wajahmu.. ”

JLEEBB! Ucapan permintaan maaf Siwon ini justru membuat Hyunjae merasa tertohok mendengarnya. Bagaimana tidak, lembaran kusam yang telah lama ia kubur itu justru kini kembali tergambar jelas di kepalanya. Ia bahkan kini dapat mengingat dengan jelas bagaimana rincian peristiwa tersebut. Mulai dari Hyunjae kecil yang termakan omongan teman kecilnya yang mengatakan bahwa ia harus mengatakan perasaannya sebelum Siwon pindah dari kota mereka, sampai pada akhirnya ia yang terlalu polos dan lugu saat itu menyatakan perasaanya pada seorang Choi Siwon yang angkuh dihadapan murid-murid kelas 6 –teman sekelas Siwon- pada saat perpisahan murid kelas 6 berlangsung, dan berakhir dengan lemparan sepiring kertas berisikan wipe cream tepat di wajahnya, membuatnya malu setengah mati dan bersumpah untuk membenci pria itu seumur hidupnya!

“..jujur saja.. saat itu aku tak tahu harus berkata apa dan tahu-tahu tanganku malah melemparkan wipe cream itu kewajahmu.” Jelasnya lagi, semakin memperdalam goresan luka yang sebelumnya susah payah ia obati agar tak menganga lagi. Membuatnya semakin ngilu.

“Sungguh maafkan, aku, Hyunnie-ya..” Siwon menggeser posisi duduknya, menjadi tepat menghadap Hyunjae dengan kaki setengah berlutut agar tubuhnya sejajar dengan gadis dihadapannya yang semakin memasang tampang horor itu.

Hyunjae diam. Lagi-lagi tak merespon. Jujur saja hatinya terlanjur sakit. bagaimana tidak? Kalian bayangkan saja seorang gadis kecil berusia 11 tahun dengan polosnya mengatakan bahwa ia menyukai pria dihadapannya ini enam tahun yang lalu dengan segenap keberanian yang dikumpulkannya, dan ia malah mendapatkan malu dan dan terpaksa bertahan menahan malu selama setahun sisa masa sekolahnya disekolah itu sebelum akhirnya ia lulus dan masuk ke bangku SMP masih dengan bayangan-bayangan teman-teman yang sesekali masih sering menggodanya akan kejadian waktu itu. Dan selama itu, hanya Donghae lah yang tak pernah mengungkit-ungkit hal ini, namun apa yang terjadi saat ini? Pria itu malah menjadi salah satu penyebab terkoyaknya kembali luka yang selama ini disembuhkannya. Sebenarnya apa yang ada di otak pria manja satu itu sih?? Bukankah selama ini dia tahu kalau Hyunjae benar-benar membenci Siwon??

“Jangan salahkan Donghae,” ucap Siwon, seolah mengerti arti tatapan tajam yang kini dilayangkan Hyunjae pada temannya yang berada agak menjauh dari keduanya itu. “Asal kau tahu. Selama ini aku dan Donghae terus berhubungan, dan sepertinya kau tak tahu kalau Siwon yang selama ini disebut-sebut sebagai sahabat Donghae sekaligus pria pujaan Julliet itu adalah aku?”

Hyunjae tersentak kaget. Ia sama sekali tak menyangka hal ini. Jujur ia sama sekali tak habis pikir! Kenapa ia bisa begitu bodoh dan tak gaul sama sekali? Selama tinggal dan bersekolah di Julliet ia memang sering mendengar teman-teman satu sekolahnya meneriaki nama Siwon, dan Donghae juga sempat beberapa kali menyebut nama Siwon tapi ia tak pernah sekalipun mengira bahwa Siwon yang dimaksud adalah Siwon yang sama. Astaga!

Siwon terkekeh melihat ekspresi bodoh gadis dihadapanya itu. Sekuat tenaga ia mencoba dirinya untuk tidak berdecak dan membuat gadis itu salah paham dan lebih marah padanya. Tapi ia jelas tak habis pikir bagaimana mungkin gadis itu benar-benar tak mengetahui bahwa ia selama ini selalu berada di sekitarnya? Diam-diam memperhatikannya? Sementara gadis-gadis lainnya sibuk mencari perhatian darinya. apa dirinya benar-benar hantu  di depan gadis itu? Atau memang gadis itu  yang benar-benar kuper sampai wajah seorang Choi Siwon yang tampan saja ia tak tahu sementara Eunhyuk dan Donghae saja sering kali beradu argumen dengannya? Sungguh tak bisa dimengerti.

“Lalu, sekarang kau mau apa?” tanyanya langsung, tanpa basa-basi. Sungguh ini bukanlah gaya gadis itu. Biasanya Hyunjae akan sedikit berbasa-basi dan memilih bahasa yang enak untuk di dengar agar tak menyakiti telinga siapapun, tapi berbeda padanya. Gadis ini sangat irit bicara dan selalu to the point sejak awal.

Siwon tersenyum kecil, lalu menggenggam kedua tangan gadis itu dan meletakkan keduanya masing-masing menangkup disisi wajahnya yang menurut gadis-gadis diluar sana sangat tampan dan berkarisma. Kedua mata cokelatnya memandang jauh kedalam mata gadis dihadapannya yang berwarna cokelat tua. Menatapnya dengan tatapan serius dan penuh keyakinan yang ia miliki. Membuat Hyunjae sedikit risih dan berusaha melepaskan tangannya yang memegangi wajah Siwon, namun tak bisa, pegangan pria itu terlalu kuat memegangi pergelangan tangannya membuatnya pasrah dilayangkan tatapan seperti itu dari pria yang amat dihindarinya ini.

Saranghae.. sebuah kalimat singkat meluncur begitu saja dari bibir merah milik seorang Choi Siwon, berhasil membuat sang gadis merasakan deguban jantung di dalam dada kirinya berdentum semakin keras, tangannya mendadak gemetar. Gugup, canggung, itu yang ia rasakan saat ini.

Siwon menatapnya dalam. Cukup lama ia terus menatapanya dengan keadaan seperti itu, namun gadis itu tak kunjung merespon ucapannya.

Ia mendesah. Ia sendiri sadar betul, pasti gadis itu sudah teramat sangat membencinya bahkan untuk sekedar tersenyum samar padanya saja gadis itu terlalu enggan. Ia tersenyum getir, lalu perlahan kedua tangannya yang memegang erat pergelangan tangan gadis itu ia lepaskan dan kembali duduk disamping gadis itu.

Keduanya terdiam. Tanpa ada satupun yang berbicara. Hanya ada suara deburan ombak yang memecah keheningan diantara keduanya, sampai akhirnya Donghae kembali menghampiri mereka dan mengajak mereka untuk pulang.

Sepanjang perjalanan menuju Seoul, atau lebih tepatnya sekolah mereka yang berlokasi di Jayang-dong, suasana tersa begitu hening. Sangat hening.

Ketiganya, masing-masing terlalu sibuk dengan pikiran mereka. Donghae yang bertindak sebagai supir melihat kedua sahabatnya yang masing-masing sibuk melemparkan pandangan keluar jendela itu bergantian, dan memilih untuk tetap diam, berkonsentrasi menyetir.

“Kita menginap di apartment Hyuk saja, Donghae-ya. Antar dia dulu ke asramanya,” ucap Siwon saat melihat plang petunjuk arah yang menunjukkan bahwa saat ini mereka berada tak jauh dari kawasan R-J High School. Donghae meliriknya sekilas, lalu mengagguk paham.

“Tolong pertimbangkan ucapanku tadi..” ucap Siwon dengan nada sungguh-sungguh ketika Hyunjae yang sudah keluar dari dalam sedan mewah milik Siwon hendak berjalan masuk menuju gedung asramanya. Langkah Hyunjae mendadak terhenti.

“Ku mohon. Tolong pikirkanlah sekali lagi. Aku benar-benar menyesal dan meminta maaf..”

*FLASHBACK END*

“Lalu? Bagaimana jawabanmu?” Ahra bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk menghadap Hyunjae yang masih berbaring disamping Hyejin, memasang tampang penasaran.

Hyunjae menghela napas berat. Kemudian menggeleng lemah.

“Entahlah, belum ku jawab. Tadi setelah lama mematung aku memutuskan untuk meninggalkannya masuk ke asrama dan malah menemukan kalian berdua sudah duduk resah diruang tamu.”

Ahra melirik Hyejin yang juga meliriknya, saling melayangkan pandangan bingung. Entahlah, semua ini bukan hak mereka untuk ikut campur, ini merupakan urusan hati temannya itu. Tapi jujur saja, jika mendengar perkataan Hyunjae barusan keduanya memiliki opini masing-masing.

Meski menyerahkan semuanya pada hati Hyunjae, dalam hatinya yang terdalam jujur saja ia lebih suka jika Donghae yang menjadi kekasih sahabatnya itu dibandingkan dengan Siwon yang jelas-jelas telah mempermalukannya di depan umum. Jika ia menjadi Hyunjae, sudah pasti ia akan menolak Siwon mentah-mentah dan memilih pria lain yang mungkin saja akan ia temui setelah mengabaikan seorang Choi Siwon. Atau mungkin lebih baik dirinya mengejar Donghae dan terus menempel padanya agar pria itu bertekuk lutut dan tak lagi menganggapnya hanya sekedar sahabat? Tapi.. ia sudah terlalu yakin bahwa Hyunjae kepalang menganggap Donghae sebagai teman atau sahabat dan tak lebih dari itu, apalagi tadi ia berkata Donghae bahkan yang membantu Siwon untuk mendekati Hyunjae lagi.

Lain Ahra, lain lagi dengan Hyejin yang berpikiran lebih terbuka, ia menganggap bahwa Siwon sepertinya sangat bersungguh-sungguh dan tulus meminta maaf padanya. Dan menurutnya jika Hyunjae memang masih ada perasaan pada namja yang tak dapat dipungkiri ketampanannnya itu ia hanya bisa mendukungnya, toh selama ini juga tak ada tanda-tanda bahwa Hyunjae telah jatuh hati pada pria lain bukan? Apa lagi tadi saat Hyunjae mandi, ia yang tengah meminjam laptop milik gadis itu tak sengaja mendapati satu folder penuh berisikan foto Choi Siwon. Bukankah ini menandakan bahwa gadis itu masih ada hati padanya meski  bibirnya menentang hal itu?

~mrs.ChoiLee~

Hari demi hari tak terasa telah berlalu bergantikan dengan minggu. Dan setelah selama itu pula ketiga sahabat ini baru kembali menjalankan misi awal mereka yang sempat tersendat akibat seorang Choi Siwon satu minggu yang lalu. Mencari tahu jejak si pemilik sapu tangan, sang ksatria berkuda besi.

“Jika kita hanya mengandalkan petunjuk inisial nama dan asal sekolah, sampai kapanpun kita tak akan tahu siapa pemiliknya,” keluh Hyunjae yang sudah ketar-ketir berada di depan halaman Romeo. Jujur saja ia masih takut jika tiba-tiba dirinya kembali bertemu dengan Siwon, bahkan dengan Donghae sekalipun.

“Jika tak begini caranya lalu harus bagaimana lagi? Biar bagaimanapun kita harus membantu nona Seo Hyejin kita yang  tercinta ini untuk mencari pangeran berkuda besinya, jika kita tak mau terus terusan melihatnya seperti orang gila yang hanya berkonsentrasi memandangi sapu tangan disetiap waktu luangnya,” ucap Ahra gemas. Ia juga lelah sebenarnya, dan tak tahu mesti apa lagi jika tak melakukan cara seperti ini –berdiri di depan halaman Romeo.

“Tapi bisa dibilang kita ini konyol! Bagaimana mungkin kita bisa menemukan pemilik sapu tangan itu jika kita hanya berdiri di depan sekolah tanpa melakukan apapun.”

Ucapan Hyejin barusan rupanya membuat ketiganya sejenak tersadar.

Benar juga! Bagaimana mungkin mereka bisa mencari tahu jika ketiganya hanya sekedar berdiri di depan sekolah Romeo memperhatikan para siswa yang berlalu-lalang dan sejenak memperhatikan mereka dengan tatapan aneh, tanpa berusaha seperti bertanya atau apapun.

“Dasar babo!” rutuk ketiganya kompak.

Tanpa mereka sadari, rupanya ada tiga pasang mata yang memperhatikan ketiganya dengan pandangan sengit. Bibir mereka saling mencibir, lalu meninggalkan tatapan tajam pada ketiga gadis yang terlihat seperti orang bodoh di depan sekolah pria itu dari balik jendela gedung seberang tempat ketiga gadis itu berdiri.

“Dasar kumpulan gadis kampungan menggelikan yang kecentilan!” desis salah satu diantara mereka sebelum akhirnya berjalan duluan menuruni anak tangga, meninggalkan kedua temannya yang satu-persatu mulai mengekorinya.

~mrs.ChoiLee~

“Lalu bagaimana? Jika mau mencari tahu, kita mesti mendekati orang dalam,” usul Ahra. Ketiganya saat ini tengah berada disalah satu meja kosong di dalam restaurant ayam goreng tempat Ahra bekerja part time.

“Aku angkat tangan. Aku sedang tak mau berurusan dengan orang Romeo,” Hyunjae melayangkan bendera putihnya ketika kedua sahabatnya itu menatapnya dengan tatapan memohon. Diantara keduanya, yang dikenal memiliki koneksi dengan murid Romeo hanya dirinya. Yaitu siapa lagi kalau bukan dengan Donghae? Apalagi belakangan diketahui bahwa Siwon juga merupakan kenalannya. Atau mungkin Eunhyuk juga bisa membantu? Bukankan pria berambut kuning yang juga sahabat Donghae itu juga kenal dengannya?

Namun, akhirnya keduanya lebih memilih untuk tidak memaksa meminta bantuan gadis itu jika menyangkut hal ini, karena mereka tahu dengan pasti Hyunjae masih gamang dan kesal pada hatinya sendiri maupun kedua orang yang sebelumnya disebut diatas.

“Lalu siapa lagi?” gumam Ahra. Tapi belum sempat ia berfikir lebih lanjut, tuan Kang, si pemilik restaurant keburu memanggilnya untuk segera kembali ke meja kasir lantaran sore itu restaurant sudah kembali ramai.

“Sebaiknya aku membeli beberapa makanan untuk kita, sebelum kita didepak keluar oleh pria gemuk itu,” Hyejin bangkit dari duduknya, membawa serta dompet tebal yang Hyunjae yakini penuh dengan lembaran won dan kartu kredit itu kedalam barisan antrean.

Hyunjae hanya diam ditempatnya, memperhatikan kedua temannya yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Diliriknya ponsel silver keluaran Jepang milik Hyejin yang tergeletak manis di atas meja. Iseng, dimainkannya ponsel itu dan dibukanya bagian galeri foto. Kedua mata Hyunjae lantas langsung berbinar-binar ketika melihat sesosok yang ia kenal yang ikut terbawa dalam galeri ponsel tersebut.

Hyejin dan Ahra yang telah kembali ke meja mereka dengan dua buah nampan berisikan ayam goreang serta beberapa gelas minuman hanya bisa mengerutkan kening dan melayangkan tatapan aneh pada temannya yang kini sibuk senyum-senyum sendiri seperti orang gila itu.

“Ya! Ya! Kau kenapa? Tak kesambet setan ayam goreng kan?” celetuk Ahra asal, namun tak digubris olehnya. Gadis itu malah langsung menarik kedua sahabatnya itu untuk segera duduk mendekat kearahnya.

“Tahu siapa orang yang kira-kira bisa membantu kita!”

“Mwo?? Nugu? Nugu??” tanya keduanya antusias. Hyunjae tersenyum sumringah.

“HONGKI OPPA!”

“MWORAGO!!???”

TBC

Alhamdulillah wasyukurillah~ akhirnya ni part 5 tayang juga HAHAHA

Hy~ annyeong yeorobeundeul~ adakah yang merindukanku?? Hahaha

Maaf saya hiatus tiba-tiba.. ini semua karena tumpukan makalah yang membuat otak blank dan waktu tidur bahkan menipis huhu.. sialnya sekarang bikin aku  dapet julukan baru.. mata panda si arab holland.

Apa coba? -_____- tapi emang diakui gara-gara tugas ini bikin tidur ga teratur sampe akhirnya bikin mata bengkak dan hitam kaya mata panda huhuhu *curcol*

Thanks buat semua yang udah setia menunggu *terharu* buat sider juga makasih atas kenaikan statsnya *mewek kejer*

maaf kalo kesannya part ini lebih berat ke Hyunjae, jujur aja otak saya odah gosong dan setelah berapa kali ganti ide cuma ini yang bisa mpe selesai huhu *bow*

Dan untuk sekedar pemberitahuan aja minggu depan saya udah mulai uas jadi kemungkinan besar part 6 akan kembali terhambat. Buat yang mau kasih dukungan atau motivasi silakan commentnya~ mau lewat twitter? Silakan ke >> @yoen_da

Atau ada yang punya kakao? Silakan di search >> fishyoenda hoho annyeong~

8 respons untuk ‘HIGH SCHOOL PARADISE -Eps 5

  1. HAYOOO, YUNDA!!!
    lu harus selesaikan uas lu, trus bikin lagi lanjutannya.
    soalnya pasti hongki bsok muncul, gk sabar gw!!!
    trus jgn bikin banyak part yah, ya minimal 10 lah. haha
    ntar bikin laen cerita lg, (ngatur yaah? wkwk)
    fighting cinggu >0<"

  2. salam kenal dari reader baru, maaf comennya langsung disini,tadi dari ffindo ada treaser ff ini,kayaknya seru.. nyari2 siapa tau ada part 1, langsung nyasar ketempat ini, langsung baca sekilat mungkin.eh nyampe deh bacanya ampe part 5. terima kasih

  3. jangn bilang kl orang2 yg sinis sama hyunjae dkk salah satunya ada adeknya? kl iya berarti adiknya jahat banget ya sama hyunjae. kira2 kakanya hyejin mau ga ya nolongin mereka buat nyari yg punya sapu tangan itu? makin penasaran.. oh iya mau nanya kl mau minta pw itu bisa lewat fb ga?

Tinggalkan komentar